MENIKMATI SUNRISE DI GUNUNG BROMO
Perjalan kami diawali dengan adanya kegiatan kantor di Kota Surabaya – Jawa Timur, sebenarnya tidak ada niat kami ingin ke bromo, entah tiba-tiba ada salah satu teman yang ingin mengajak ke bromo, akhirnya kami ber tiga sepakat untuk menikmati sunrise di gunung bromo setelah menyelesaikan kegiatan kantor. 08 November 2013 kami berangkat dari surabaya menuju gempol, tiba digempol langsung menuju hotel untuk melakukan istirahat agar dapat sunrise nya (melihat matahari terbit) yang direncana dari gempol tengah malam, karena jarak yang akan di tempuh kira-kira kurang lebih 3 jam. Tepat pukul 12 malam kita menuju ke bromo sebelumnya sempat berhenti di toko untuk membeli perbekalan makanan. Dalam perjalanan menuju gunung bromo bener-bener perjalanan yang sangat nyaman, karena jalan yang kita lalui itu jalan antar propinsi jadinya jalanan mulus ditambah jalan tengah malam jadi jarang mobil yang lewat.
Tepat pada pukul 3 kami sampai di bromo dan melakukan istirahat udara saat itu begitu dingin suhu di daerah ini bisa mencapai 10 derajat celcius bahkan bisa sampai 0 derajat celcius disaat pagi ketika pintu mobil di buka angin dingin langsung terasa masuk ke dalam mobil dan pada saat itu juga datang para supir maupun calo hardtop menghampiri kami untuk menawarkan jasa penyewaan mobil setelah melakukan proses penawaran akhirnya kami langsung pesan dengan biaya sewa sebesar Rp.350.000,-. Setelah melakukan istirahat, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak bromo dengan mengunakan hartop yang kami sewa dari Cemoro Sewu ke Kawah Bromo dan Penanjakan round trip. Dari PANANJAKAN kita dapat melihat sunrise (matahari terbit), pananjakan ini merupakan puncak gunung tertinggi di kawasan ini. Untuk dadpat sampai ke pananjakan memang agak sulit karena jalan sempit dan banyak tikungan tajam. Setibanya diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.
Tepat pada pukul 3 kami sampai di bromo dan melakukan istirahat udara saat itu begitu dingin suhu di daerah ini bisa mencapai 10 derajat celcius bahkan bisa sampai 0 derajat celcius disaat pagi ketika pintu mobil di buka angin dingin langsung terasa masuk ke dalam mobil dan pada saat itu juga datang para supir maupun calo hardtop menghampiri kami untuk menawarkan jasa penyewaan mobil setelah melakukan proses penawaran akhirnya kami langsung pesan dengan biaya sewa sebesar Rp.350.000,-. Setelah melakukan istirahat, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak bromo dengan mengunakan hartop yang kami sewa dari Cemoro Sewu ke Kawah Bromo dan Penanjakan round trip. Dari PANANJAKAN kita dapat melihat sunrise (matahari terbit), pananjakan ini merupakan puncak gunung tertinggi di kawasan ini. Untuk dadpat sampai ke pananjakan memang agak sulit karena jalan sempit dan banyak tikungan tajam. Setibanya diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.
Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, banyak para pengunjung rela menunggu sejak dari pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment yang indah ini.
Selesai menyaksikan sunrise (matahari terbit), kami kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari membuat kami dapat melihat pemandangan disekitarnya. Ternyata kami melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan bernafas. Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, kami memutuskan untuk naik kuda, karena kami mau sisa in tenaga, karena malam ini juga langsung kembali ke tempat penginapan untuk pulang ke jakarta.